sumber : google images |
H. M. Orzack mendefinisikan Internet Addiction Disorder sebagai
kelainan yang muncul pada orang yang merasa bahwa dunia maya (virtual reality) pada layar komputernya
lebih menarik daripada dunia kenyataan hidupnya sehari-hari. Internet Addiction diartikan Kimberly S.
Young sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu
yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol
penggunaannya saat online.
Orang-orang yang menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi, atau hampa
saat tidak online di internet. Kecanduan
itu sendiri menurut Kimberly S. Young12 terdapat beberapa jenis, di antaranya:
1. Kecanduan
situs porno internet (cyber-sexual
addiction), yaitu seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs situs
porno atau cybersex secara kompulsif.
Individu yang mengalami kecanduan cybersex
atau pornografi melalui internet ditandai dengan ketergantungan melihat,
menemukan, menelusuri, mendownload,
dan berlangganan serta memperdagangkan pornografi secara online atau melakukan percakapan tentang fantasi seksual melalui chat rooms.
2. Kecanduan
berhubungan dalam dunia internet (cyber-relational
addiction), yaitu seseorang yang hanyut dalam pertemanan melalui dunia cyber. Individu yang selalu menghabiskan
waktu menggunakan internet dengan membina hubungan baru dengan teman-teman yang
baru saja ditemui dalam program chatting,
friendster, multiply, blog, e-mail,
atau situs hubungan pertemanan yang menimbulkan ketergantungan yang berlebihan
terhadap hubungan online seperti di
situs facebook. Teman online menjadi lebih penting bagi
individu dalam kehidupannya, daripada keluarga dan teman-teman dalam dunia
nyatanya.
3. Kecanduan
berhubungan dengan net compulsion,
yaitu seseorang yang terobsesi pada situs-situs perdagangan (cyber shopping atau day trading) atau perjudian (cyber
casino) online.
4. Kecanduan
informasi internet (information overload),
yaitu seseorang yang menelusuri situs-situs informasi secara kompulsif.
Individu yang selalu mengisi waktu menggunakan internet dengan mencari data
atau informasi yang disediakan oleh halaman-halaman pada internet (www).
Sejumlah data yang tersedia pada World
Wide Web dapat menimbulkan perilaku kompulsif yang menuju pada
ketergantungan melakukan web surfing
dan pencarian sejumlah data. Individu akan menghabiskan sejumlah waktu untuk
mencari dan mengumpulkan data dari web
dan mengatur informasi tersebut.
5. Kecanduan
komputer (computer addiction), yaitu
seseorang yang terobsesi pada program-program yang ada di internet. Biasanya
permainan permainan.
Dikutip dari
Tempo.co (17/04/18), Anak yang kecanduan internet, pada Mei mendatang akan
digolongkan memiliki penyakit mental yang serius. Seperti dikutip dari laman
Sun Herald, gangguan penggunaan internet ini akan dimasukkan dalam golongan DSM
IV atau Diagnostik Manual dan Statistik Gangguan Mental.
Diagnostik
tersebut termasuk orang-orang yang kecanduan dengan smarthphone, seperti
penggunaan komputer tablet maupun desktop. Ilmuwan Autralia yang tergabung
dalam Psychological Society Australia menyampaikan klasifikasi tambahan tentang
kecanduan permainan internet ini.
Pada Mei mendatang, pengguna gangguan internet
akan terdaftar sebagai kondisi yang direkomendasikan untuk dipelajari lebih
lanjut. Oleh para ahli tersebut, kecanduan diartikan sebagai mental yang 'harus
selalu' menggunakan game internet ini. Fenomena ini sudah banyak melanda banyak
negara selama dekade terakhir, di mana akses internet murah dan makin banyaknya
muncul smartphone.
Cara mengatasi
kecanduan internet :
1. Mengendalikan
Penggunaan Internet
a. Buatlah
daftar aktivitas yang dahulu Anda sukai atau butuhkan namun kini tidak bisa
dilakukan akibat terlalu banyak menghabiskan waktu menggunakan internet.
b. Tentukan
target waktu yang tepat untuk menggunakan internet.
c. Jika
penggunaan internet menyita terlalu banyak waktu, bisa menghentikan masalah ini
dengan cara mengisi jadwal dengan berbagai aktivitas alternative. Misalnya,
jika menjelajahi internet secara kompulsif di rumah setiap malam, ubah jadwal saat
waktu tersebut dengan menggantinya menjadi pergi berbelanja, membersihkan
rumah, atau aktivitas lain yang akan menjauhkan Anda dari komputer.
d. Gunakan
bantuan eksternal. Bantuan seseorang atau benda untuk mengurangi penggunaan
internet bisa sangat efektif.
e. Tentukan
prioritas, Prioritaskan aktivitas-aktivitas versi offline dibanding versi daringnya. Misalnya, alih-alih berinteraksi
dengan teman melalui media sosial, buatlah target untuk bertemu dengan mereka
secara langsung.
2. Mencari
bantuan
a. Carilah
kelompok dukungan. Kecanduan terhadap internet sudah semakin disadari dan
sumber baru bantuan kini bisa ditemukan di banyak lokasi. Kelompok dukungan
untuk pecandu internet bisa menyediakan pengertian, strategi untuk mengatasi
masalah tersebut, serta informasi tentang sumber bantuan tambahan.
b. Hubungi
konselor. Bantuan profesional dari spesialis yang mendapat pelatihan dalam
mengobati kecanduan terhadap internet dalam banyak kasus bisa bermanfaat.
c. Anggota
keluarga juga bisa memberikan dukungan terapan dan emosi untuk membantu mengatasi
kecanduan tersebut
d. Kunjungi
pusat perawatan. Karena kesadaran akan kecanduan terhadap internet semakin
berkembang, pusat perawatan kecanduan juga sudah mulai mengembangkan program
untuk membantu orang-orang yang mengalami masalah ini.
Contoh kasus
1 :
sumber: google images |
Dikutip dari
detikInet (17/04/18), Seorang pemuda harus mengalami stroke dan kelumpuhan lantaran bermain game tiga hari non stop. Kejadian tersebut menimpa
mahasiswa berusia 21 tahun bernama Xiao Xie asal Changsha, China. Di usia
mudanya tersebut, ia sudah harus mengalami penyakit serius. Diceritakan Xie
memiliki libur kuliah selama 8 hari. Dia lebih memilih menghabiskan liburannya
itu dengan main game ketimbang pulang
ke kampung halamannya.
Xie bersama teman-temannya membuat
kesepakatan main game secara maraton
di sebuah warnet selama 72 jam. Selama itu, mereka sama sekali tidak
meninggalkan warnet tersebut. Setelah masuk tiga hari, Xie mendadak menjadi pendiam
dan mulai muntah-muntah. Dia akhirnya pingsan di depan komputer dan langsung
dibawa ke rumah sakit oleh teman-temannya. Di rumah
sakit, Xie tetap pingsan dengan kondisi bagian tubuh kanan lumpuh. Dokter ahli
saraf pun mengatakan bahwa Xie mengalami pembekuan di otaknya, sehingga Xie
harus ditindak operasi.
Beruntung
setelah operasi, Xie akhirnya sadar dan menjalani proses pemulihan. Untuk
memulihkan kelumpuhannya, Xie masih harus terus latihan dan rutin pengobatan
agar bisa bergerak secara normal. Dari kejadian ini, dokter mengatakan stroke tidak hanya menyerang orang tua. Dengan berjam-jam duduk dan
kurang makan serta konsumsi air, bisa juga menimbulkan penyakit berbahaya itu. "Menghabiskan berjam-jam di depan
komputer juga berarti mereka tidak punya waktu untuk menikmati aktivitas di
luar ruangan, yang sangat penting untuk sirkulasi darah," ungkap dokter
tersebut.
Contoh kasus
2 :
sumber: google images |
Dikutip dari
detikInet (17/04/18), Seorang
pria asal Jordania dikabarkan menceraikan istrinya saat mereka tengah berada di
sebuah restoran di kota Amman, Jordania. Penyebab dari perceraian ini
ternyata gara-gara sang suami kesal dengan kelakuan sang istri yang begitu
keranjingan media sosial. Kejadian ini terjadi pada akhir pekan lalu.
Ceritanya, pasangan ini datang ke
sebuah restoran mahal yang sangat ramai di sisi barat kota Amman. Akibat
terlalu banyaknya pelanggan, pasangan suami istri itu harus menunggu antrean
hingga setengah jam lamanya. Setelah mereka mendapatkan tempat duduk, sang
suami sudah sangat kelaparan dan ingin segera menyantap makanan. Ketika makanan
yang dipesan tiba, sang suami langsung hendak bersantap untuk mengobati rasa
laparnya. Namun alih-alih bantu melayani sang suami yang sudah kelaparan, sang
istri malah mencegahnya begitu ia hendak menyantap makanan yang sudah tersedia.
Alasannya, sang istri ingin mengambil foto makanan itu dan mengirimkannya
kepada teman-temannya lewat Snapchat.
Sontak saja, sang suami marah besar dan
menghardik sang istri. Di tengah amarahnya, pria itu menyebutkan kata talak dan
langsung meninggalkan restoran itu tanpa membayar. Bubarlah satu lagi
pernikahan karena media sosial.
Sumber :
Basri, A. (2014). Kecenderungan Internet Addiction Disorder
Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Ditinjau Dari Religiolitas. Jurnal Dakwah, Vol. XV, No. 2. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta
Santosa, E.
(2015). Raising Children in Digital Era.
PT. Elex Media Komputindo: Jakarta
Josina. (11
Oktober 2017). Ngegame 3 Hari Non
Stop, Pemuda Ini Jadi Lumpuh. DetikInet.
https://inet.detik.com/games-news/d-3679388/ngegame-3-hari-non-stop-pemuda-ini-jadi-lumpuh?_ga=2.226753311.321100131.1523965264-315089808.1523965258
Noor, A. (2 Mei 2017). Lagi, Istri Dicerai
Suami Gara-gara Media Sosial. DetikInet.
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3488907/lagi-istri-dicerai-suami-gara-gara-media-sosial
Tempo.co. (4 Oktober 2012). Kecanduan
Internet Masuk Daftar Penyakit Psikologi. https://gaya.tempo.co/read/433617/kecanduan-internet-masuk-daftar-penyakit-psikologi
Komentar
Posting Komentar