Pandangan
hidup saya sebenarnya tidak muluk-muluk. Saya sendiri berpegang teguh dengan
apa yang agama islam ajarkan. Seperti jujur, berbuat baik tanpa memandang bulu,
dan hal-hal positif lainnya. Ketika akan menulis blog tentang pandangan hidup
ini sebenarnya saya agak sedikit bingung, maka dari itu saya sempat menanyakan
kepada salah satu teman saya tentang pemikiran saya, saya itu seperti apa dan
bagaimana cara saya menyelesaikan masalah. Dari beberapa jawaban itu, ada
jawaban dari teman saya yang menarik. Teman saya itu berkata saya adalah orang
yang ambisius ketika menginginkan sesuatu.
Sekarang
ini saya berkuliah di Universitas Gunadarma jurusan Psikologi. Banyak rekan
saya yang menganjurkan untuk mencoba mendaftar PTN tahun depan, tapi rasanya
saya tidak mencoba lagi. Bukan saya sudah putus asa atau malas mencoba lagi,
tetapi cita-cita saya adalah menjadi Psikolog dan saya rasa tempat kuliah ini
sudah cocok dengan cita-cita saya. Akreditas yang baik juga sudah cukup,
meskipun bukan yang terbaik. Pada awalnya, saya memang merasa tidak puas,
tetapi lama kelamaan saya merasa lebih baik dan nyaman disini.
Well, saya
rasa memang benar, tetapi saya tidak terlalu ambisius. Buat saya ketika
menginginkan sesuatu memang sudah sepatutnya kita berusaha, tentu saja berusaha
dengan cara yang baik. Tetapi ketika saya sudah berusaha dan apa yang saya
inginkan tidak terpenuhi dengan sempurna, saya akan menerima dengan lapang dada
dan tidak memaksakan kehendak. Bagi sebagian orang mungkin berpikir saya adalah
orang yang cepat merasa puas dengan suatu hal. Tapi sebenarnya bukan seperti
itu yang saya pikir, menurut saya ketika saya sudah berusaha untuk sesuatu hal
dan ketika hasilnya tidak sesuai dengan harapan, yang saya harus lakukan adalah
introspeksi diri. Apakah usaha saya yang kurang atau diluar sana banyak orang
yang jauh lebih unggul daripada saya? Sebagai contoh waktu saya ingin masuk
kuliah. Waktu itu saya berharap kuliah di Universitas Indonesia, saya sudah
melakukan apa yang harus dilakukan, seperti belajar dengan giat dan berdoa.
Dalam hal berdoa, ibu saya selalu berkata ketika kita meminta sesuatu, selalu
selipkan kata-kata “berikanlah yang terbaik untuk masa depan saya” karena masa
depan itu sudah ada yang mengatur, yang bisa kita lakukan adalah meminta kepada
yang sudah mengatur.
Kesimpulannya,
ketika saya gagal dalam suatu hal, saya akan berusaha menerima kegagalan
tersebut dan berusaha introspeksi terlebih dahulu dan menjalani apa yang ada.
Namun ketika saya sudah menjalani dengan ikhlas, tetapi rasanya masih ada yang
mengganjal dalam pikiran dan perasaan saya, saya akan berusaha lagi untuk
mengulangi kembali dan berusaha untuk tidak mengulangi kegagalan saya.
Tetapi jika
saya tidak merasa ada yang mengganjal dalam perasaan dan pikiran saya, saya
tidak akan mencoba untuk yang kedua kalinya.
Komentar
Posting Komentar